Bus yang ditumpangi Gilang dan team melaju semakin pelan. Memasuki rest area, supir memarkirkan mobilnya di depan sebuah tempat makan. Satu persatu penumpang turun untuk mengisi perut yang sedari tadi sudah riuh meminta dimasuki makanan.
Acen sudah lebih dulu duduk di kursi panjang yang masih kosong. Dalam sekejap kursi tersebut sudah dipenuhi oleh mereka berenam. Setelah memesan makanan, mereka sudah disibukkan dengan makanan masing-masing.
"Hey, kita belum kenalan nih." Denting sendok beradu nasi dipecahkan oleh suara Mahen. Mahen menatap sosok wanita di seberangnya.
"Gue Mahendra, lo bisa panggil gue Mahen!" Mahen menyodorkan tangan kanannya sambil tersenyum.
"Gue Jessica." Jessica menyambut tangan Mahen.
Setelah berkenalan dengan Jessica, pandangan Mahen beralih ke Jodie. "Hey, salam kenal!" Mahen menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
Jodie yang terkesiap refleks menyodorkan tangannya "Ehh... iya... hey... Salam kenal, gue Jodie!"
Jantung Jodie terasa rontok saat tangannya dan tangan Mahen bertemu, ia merasa susah bernafas, ruangan yang luas ini terasa begitu sempit. Jodie hanya diam, tidak tahu harus berbuat apa.
"Kok tangan kamu dingin, Jod? Kamu sehat kan?" Mahen merasa ada yang aneh dengan Jodie. Tangan kirinya menyentuh tangan Jodie. Benar-benar dingin.
"Ehh iya, sehat kok. Ini dingin karena AC bus tadi." Jawab Jodie berkilah. Jodie dan Mahen melepaskan genggaman mereka.
Gilang yang berada di samping Jodie dari tadi hanya melihat kekakuan Jodie. Rasanya Gilang ingin tertawa melihat Jodie yang teramat canggung seperti ini. Jika biasanya Jodie begitu bawel di hadapan Gilang, Jodie terlihat mati kutu kali ini.
Sambil menghabiskan sisa makanan, mereka melanjutkan pembahasan tentang pendakian besok. Rencananya besok dari pemberhentian akhir bus ini, mereka akan lanjut naik mobil colt diesel bak terbuka menuju ke basecamp pendakian.
Di sela obrolan mereka, announcer menginfokan bahwa bus mereka sebentar lagi akan melanjutkan perjalanan. Mereka yang sudah menghabiskan makanannya langsung membayar biaya makan kemudian masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan.
***
Jodie berusaha memejamkan mata, tetapi perkenalannya dengan Mahen barusan membuatnya terus kepikiran.
"Ahh, kenapa tadi gue canggung banget." Jodie malu pada tingkahnya sendiri. Harusnya tadi ia bersikap pura-pura tidak ada perasaan saja. Jodie takut membayangkan Mahen mengetahui gelagatnya.
Jodie memukul-mukul jidatnya karena gemas pada dirinya sendiri.
***
"Bangun Jod, kita udah sampe!" Gilang menggoyang-goyangkan bahu Jodie.
Menyadari ada sentuhan dan goyangan di bahunya, Jodie terbangun kemudian menatap luar bus yang nampak ramai. Gilang kemudian berjalan keluar bus yang diikuti oleh Jodie.
Setelah mengeluarkan carrier dari bagasi, mereka langsung beralih ke mobil colt diesel bak terbuka yang berada tidak jauh dari bus. Disana sudah ada Acen yang sedang mengobrol bersama supir yang akan membawa mereka ke basecamp.
"Udah siap semua?" Tanya Acen memastikan kesiapan teamnya.
"Siaappp donk!!! Udah disini masa ga siap." Sahut Agung semangat yang disambut riuh oleh yang lain.
Setelah carrier dinaikan ke atas mobil, gantian mereka berenam naik ke atas mobil secara bergantian. Setelah semuanya naik dan mengambil posisi duduk masing-masing, mobil melaju menuju basecamp.
Selama di perjalanan, mereka berbicara tentang apa saja. Belum selesai pembicaraan satu, sudah melompat ke pembicaraan yang lain. Suasana hati Jodie sudah membaik sekarang, tidak sekaku tadi malam. Ia sudah bisa ikut bercanda dengan team tanpa canggung.
Satu jam dalam perjalananan, akhirnya mereka tiba di basecamp. Setelah menurunkan carrier, mereka langsung membeli 6 tiket pendakian.
"Kita akan naik selepas dzuhur ya, guys! Masih ada satu setengah jam untuk bersiap-siap." Ucap Acen ke team.
Gilang, Acen, Agung, dan Mahen membongkar carrier untuk di packing ulang. Sedangkan Jodie dan Jessica ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Setengah jam berlalu, mereka lanjut makan di warung makan sekitar basecamp. Kemudian setelah itu mereka melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di musholla yang letaknya tidak jauh dari basecamp.
***
"Sebelum kita melakukan pendakian, ada baiknya kita berdoa supaya perjalanan kita mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, dan semoga kita bisa pulang kembali dalam keadaan selamat. Berdoa mulai!"
Sejenak mereka khusuk dengan doa masing-masing.
"Berdoa selesai!" Ucap Acen seraya mengusapkan kedua telapak tangan ke wajahnya.
Setelah memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, mereka memulai pendakian. Acen jalan paling depan bersama Jessica. Di tengah ada Gilang yang mengiringi langkah Jodie, kemudian yang paling belakang ada Mahendra dan Agung.
Langit sangat terik siang itu. Untung saja jalur dipenuhi oleh pohon pinus yang menjulang tinggi, membuat terik matahari menjadi tidak begitu tega menimpa mereka berenam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar