Rabu, 21 Juli 2021

Semakin dewasa, semakin banyak lika-liku kehidupan yang dilalui, semakin banyak juga memori yang terekam. Dalam hidup kita selalu menginginkan kebahagiaan dan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap banyak hal. Namun kita suka lupa bahwa ekspektasi tersebut tidak selalu sesuai dengan kenyataan.

Hidup memang tidak selamanya menyenangkan. Ada kalanya kita mendapatkan cobaan yang membuat kita kecewa dan menangis. Penolakan, dilupakan, ditinggalkan, dikecewakan oleh orang-orang terdekat membuat kita patah hati.

Belum lagi masalah lain dalam hidup seperti pekerjaan, pertemanan, relationship membuat terlalu banyak yang harus difikirkan. Kekecewaan yang sudah diambang batas berujung trauma, sakit hati dikecewakan oleh pasangan, teman, ataupun keluarga sudah menggoreskan luka dalam. 

Tanpa kita sadari kita membuat benteng pertahanan tak kasat mata. Kita berharap bisa terhindar dari ancaman rasa sakit yang bisa saja datang kembali ke peristiwa dan masalah tertentu. Lama-lama trauma kita menjadi semakin dalam hingga mati rasa.

 “People try to hide their pain. But they’re wrong. Pain is something to carry, like a radio. You feel your strength in the experience of pain. It’s all in how you carry it. That’s what matters. Pain is a feeling. Your feelings are a part of you. Your own reality. If you feel ashamed of them, and hide them, you’re letting society destroy your reality. You should stand up for your right to feel your pain.”- Jim Morrison

Artinya: Orang-orang berusaha menyembunyikan rasa sakit mereka. Tapi mereka salah. Rasa sakit adalah sesuatu untuk dibawa, seperti radio. Kamu bisa merasakan kekuatan saat mengalami rasa sakit. Itu semua tergantung bagaimana kamu membawanya. Itu yang penting. Rasa sakit adalah perasaan. Perasaanmu adalah bagian dari diri kamu sendiri. Realitas dirimu. Jika kamu merasa malu, dan menyembunyikannya, kamu justru membiarkan orang lain menghancurkannya. Kamu punya hak untuk merasakan perasaanmu.



Ada yang trauma dengan kecoa? Saat kita trauma terhadap binatang ini, otak kita secara refleks memberi signal ketakutan saat binatang ini muncul. Untuk orang yang memiliki trauma berat bahkan ga mau ada orang menyebut "kecoa" di sekitarnya.

Atau dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang trauma menjalin relationship ke teman atau pasangan. Kekecewaan mendalam membuat kita tidak mau lagi mengenal atau menjalin interaksi dengan orang lain. Secara tidak langsung ini membuat kita menjadi menyendiri.

Pada trauma, kita ga bisa mengenali emosi yang sedang dirasakan, merasa hampa, flat, ga bisa berkonsentrasi, merasa linglung, dan merasa terlepas atau terpisah dari lingkungan sekitar.

Kita mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang lain, merasa tidak nyaman dan menghindari interaksi sosial.


 “Nobody will protect you from your suffering. You can’t cry it away or eat it away or starve it away or walk it away or punch it away or even therapy it away. It’s just there, and you have to survive it. You have to endure it. And you have to live through it and love it and move on and be better for it and run as far as you can in the direction of your best and happiest dreams across the bridge that was built by your own desire to heal” – Cheryl Strayed

Artinya: Tidak ada yang akan melindungimu dari penderitaanmu. Kamu tidak bisa menangis atau memakannya atau membuatnya kelaparan atau membiarkannya pergi atau meninju atau bahkan mengobatinya. Itu hanya ada di sana, dan kamu harus bertahan. Kamu harus menanggungnya. Dan kamu harus menjalaninya dan menyukainya dan terus maju dan menjadi lebih baik untuk itu dan berlari sejauh yang kamu bisa.


Trauma ringan bisa hilang dengan sendirinya dengan berjalannya waktu dan membangun mindset yang bagus. Kita bisa cerita ke orang terdekat, menuangkannya dalam tulisan, atau melakukan aktifitas yang disukai seperti melukis, menonton, liburan, dll.

Tapi untuk trauma berat dan ga mau orang-orang terdekat tau tentang masalah yang kita alami karena dianggap aib seperti perkosaan, pembullyan, dll kita butuh seorang Healer yang memahami kondisi kita dan membantu melepas beban yang terasa berat.

Mengikuti Ecourse di P3KE

Bangkit dan pulih dari trauma masa lalu memang ga mudah dan membutuhkan proses. Kadang saat  proses healing, ada kalanya luka datang dan pergi. Tapi kita ga boleh pasrah dengan keadaan hingga terpuruk. 

Untuk berdamai dengan trauma, akupun melakukan healing dengan mempelajari e-course TRAUMA dari platform  "Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Emosi" (P3KE) di laman p3ke.com.



Ecourse ini mengajak kita mengenal lebih dekat trauma yang kita alami, memahaminya, dan menjinakkannya agar kita bisa hidup berdampingan dan saling menguntungkan dengan trauma yang kita miliki.

Ada 7 lesson di Ecourse yang aku ambil ini, yaitu :
  1. Selamat Datang
  2. Definisi Trauma
  3. Ketika Anda Menjadi Korban dan Mengalami Trauma
  4. Ketika Orang Terdekat Anda Mengalami Trauma
  5. Pertolongan Pertama Pada Trauma
  6. Terima Kasih
  7. Support Grup

Setelah kita menyelesaikan e-course P3KE, kita bisa bergabung dengan group support di facebook sebagai wadah komunikasi. Di sini kita bisa saling memberikan support kepada sesama anggota grup. Mba Irma selaku healer juga membuka sesi konsultasi dengan melakukan live Facebook secara rutin.

Jumat, 09 Juli 2021

Saat traveling, sunscreen biasanya menjadi salah satu yang ga boleh dilewatkan untuk melindungi kulit wajah dari paparan sinar matahari.


Tapi sayangnya masih banyak yang mengabaikan sunscreen ketika di dalam rumah. Terlebih saat PPKM yang kembali menghimbau masyarakat untuk di rumah aja, ga sedikit orang skip sunscreen saat di dalam rumah karena merasa tidak terpapar sinar matahari. 


Padahal menurut ahli kulit, penggunaan sunscreen di dalam rumah juga diperlukan. Kita tetap harus memakai SPF di dalam ruangan, terutama saat kita duduk di dekat jendela atau di depan layar komputer, karena terpapar cahaya yang berpotensi merusak kulit.




Sunscreen N'Pure Cica Beat The Sun

Hobi aku yang traveling dan mendaki gunung emang paling butuh banget sunscreen, karena aktivitas selama berhari-hari di alam bebas dan langsung terpapar matahari.


Sunscreen yang selalu aku bawa belakangan ini yaitu N'Pure Cica Beat The Sun. Ga hanya saat traveling, saat PPKM dan full 7 x 24 jam di rumah  juga aku tetap mengupayakan pake sunscreen supaya wajah tetap terlindungi.


Sunscreen by N'Pure ini mengandung 5 jenis filter UV yang diklaim mampu melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB sekaligus mampu melembapkan dan menenangkan kulit.


Sunscreen ini mengandung Centella Asiatica Water yang terkenal dengan khasiatnya yang bisa menenangkan kulit setelah terkena sinar matahari.


Selain itu, sunscreen yang memiliki SPF 50++ PA++++ ini juga memiliki kandunhan Ekstrak Chamomilla Recutita (Matricaria), Ekstrak Chrysanthemum Parthenium (Feverfew), dan Ekstrak Daun Camellia Sinensis yang kaya akan antioksidan dan sifat anti-inflamasi, serta memberikan manfaat menghidrasi.


Ga perlu khawatir tentang keamanan produk sunscreen by N'Pure karena sudah teruji secara dermatologis, bersertifikat halal dan terdaftar BPOM pada produk Cica Beat The Sun No BPOM yaitu NA18211700661 . 


Yang aku suka juga dari sunscreen ini yaitu Paraben Free, Alcohol Free, Mineral Oil Free, SLS Free, Silicone Free, EU Allergen Free, dan Freagrance Free. Ini bikin teksturnya ringan dan ga lengket pas diaplikasikan ke wajah.


Cara penggunaan sunscreen juga sangat simpel, yaitu hanya dengan mengaplikasikan Cica Beat The Sun secara merata di bagian wajah dan leher 30 menit sebelum beraktifitas. Jangan lupa untuk bawa sunscreen setiap keluar rumah dan apply secara berkala saat berada di luar ruangan dalam jangka waktu yang lama.


Walaupun kiya sudah menggunakan sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB, usahakan untuk tetap menghindari sinar matahari langsung ya! 



Mengenal N'Pure

N’Pure adalah merek kecantikan asli dari Indonesia yang lahir pada Tahun 2017. N'Pure berusaha semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan alami terbaik dari Indonesia, dipilih sendiri oleh petani lokal.


N'pure memiliki 3 series diantaranya yaitu :

1. Centella Asiatica Series (8 Produk)

2. Marigold Series (4 Produk)

3. Cactus Aloe Vera (2 Produk)


Tidak perlu khawatir terhadap produk dari N'Pure karen sudah BPOM, halal, teruji secara dermatologis & Bahan Tidak Beracun (Bebas Paraben, Bebas Alkohol, Bebas Mineral Oil & Bebas SLS).

N’Pure percaya merek kecantikan lokal Indonesia mampu berbicara di tingkat global dan menjadi kebanggaan Indonesia. Dalam visi untuk mendorong wanita Indonesia lebih percaya diri dengan memiliki kulit cantik alami yang sehat, N'Pure ingin berani menyebarkan pesan "Pure Beauty In Natural Way".


Follow Kal di @kalenaefris