Sabtu, 27 April 2024

Pasti kamu udah gak asing dengan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue). DBD ini adalah penyakit yang seringkali disepelekan oleh beberapa orang. Hal ini karena pada awal infeksi, gejalanya mirip dengan flu biasa sehingga sering tidak dianggap serius. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, DBD bisa menjadi kondisi yang berbahaya.

Sebagai seorang ibu, aku dituntut untuk harus lebih mawas diri supaya paham dengan gejala DBD dan bisa bersikap dengan cepat dan tepat supaya tidak salah langkah dalam mengobati anak.


Apa itu Demam Berdarah Dengue?

Demam berdarah dengue yakni penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak akan menularkan penyakit ini langsung kepada orang lain. Untuk terinfeksi, seseorang harus digigit oleh nyamuk yang terinfeksi dan kemudian virus dengue tersebut masuk ke dalam tubuh melalui gigitan tersebut.

Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kejadian demam berdarah yang cukup tinggi di dunia. Tercatat ada kenaikan signifikan pada Januari 2024 sebanyak 21.616 kasus, dimana sebelumnya pada Desember 2023 < 5.000 kasus. Kematian DBD juga meningkat dari yang sebelumnya < 50 kematian pada Desember 2023 menjadi 154 kematian pada Januari 2024.


dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat “Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektror publik, yaitu pemerintah, dan sektor swasta. Blueprint-nya sudah ada, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.  Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target <10/10.000 penduduk.”

Dr. Imran menambahkan bahwa saat ini beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue, “Implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo. Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD.”


Cara pengobatan DBD pada bayi benar-benar harus dipahami orang tua karena penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di sebagian negara Asia, termasuk Indonesia. Pada bayi, gejala DBD biasa muncul seperti berikut :

  • Demam tinggi mulai dua hingga tujuh Suhu demam bervariasi dari mulai 39oC hingga 41oC (derajat Celcius).
  • Gangguan pencernaan yang disertai dengan nyeri perut, mual, dan muntah.
  • Sama sekali tidak mau menyusu dan nafsu makan berkurang secara drastis.
  • Selalu terlihat mengantuk.
  • Tanpa disadari, bayi jadi jauh lebih rewel dibandingkan biasanya.
  • Muncul ruam pada kulit.
  • Demam disertai gusi berdarah atau mimisan.
  • Terdapat darah pada muntah, urine, atau kotoran.
  • Mengalami sesak napas.

Untuk membentuk pondasi yang kuat supaya bisa terhindar dari DBD, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi. Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia.

“Selain melalui program ini, komitmen kami dalam pencegahan DBD juga kami wujudkan melalui partisipasi kami sebagai salah satu anggota pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan. Untuk itu, kami berterima kasih kepada PR Indonesia yang telah merekognisi upaya pencegahan DBD yang kami lakukan. Tentunya, saya juga ingin berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI untuk komitmen yang luar biasa, para mitra, dan yang tidak kalah penting adalah seluruh karyawan Takeda di Indonesia, yang atas dedikasi dan kerja keras merekalah, kami bisa mendapatkan penghargaan ini,” tutup Andreas.

PR Indonesia Awards (PRIA) 2024 merupakan ajang kompetisi yang menilai kinerja kehumasan/PR di Perusahaan Swasta Nasional & Multinasional, BUMN, Anak Usaha BUMN, BUMD, Pemerintah Kota/Kabupaten/ Provinsi, Lembaga, Kementerian, dan Perguruan Tinggi. Kompetisi ini menilai karya kreatif/program/pencapaian PR terbaik korporasi/instansi sepanjang Januari—Desember 2023. Tahun 2024 merupakan tahun ke-9 penyelenggaraannya dan telah menerima sejumlah 699 karya dari 219 institusi dan perusahaan dari berbagai industri dengan kategori yang berbeda, yaitu PR Program, Crisis Management, Owned Media, Digital Canal, Annual Report, PR Department, dan CSR Communications.

Pada sesi talkshow, dr Alvin menambahkan bahwa cara memberantas nyamuk demam berdarah bukan lagi dengan cara fogging, namun lebih efektif dengan satu rumah satu Jumantik. Hal tersebut diamini juga oleh dr Ngabila. dr Ngabila menjelaskan bahwa demam berdarah bisa terjadi berulang dan semua orang berisiko terkena dengue tanpa memandang usia, di mana mereka tinggal, atau gaya hidup.

Hingga sekarang belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah dengue. Langkah pertama jika mengalami demam berdarah dengan gejala seperti demam, mual, pusing dan badan nyeri, segera lakukan pemeriksaan ke puskesmas terdekat. 

 

Sabtu, 17 Februari 2024


Sebagai new mom, melihat milestone anak itu mengharukan bangetttt. Sama kayak yang aku rasaian sekarang. Kok rasanya baru kemarin Kanya lahir, eh sekarang udah 4 bulan aja usianya. Masih nempel di ingatan pas Kanya pertama lahir yang akunya bingung cara mengASIhi, di minggu-minggu pertama harus kebangun tiap beberapa jam sekali untuk pumping dan kasih susu ke Kanya.

Di usia Kanya yang sudah 4 bulan, aku beberapa kali mengajak Kanya bepergian dan menginap diluar. Ini aku lakukan untuk secara bertahap mengenalkan dunia luar ke Kanya. Mengingat aku dan suami suka traveling dan memungkinkan nantinya akan traveling bertiga.

Supaya Kanya bisa menjalani “profesinya sebagai bayi”, aku coba belajar memahami karakter Kanya, belajar ilmu parenting dan menerapkan apa yang menurutku sesuai dan cocok untuk aku terapkan ke Kanya. Sejauh ini masyaallah itu work di Kanya. 

Untuk obat-obatan & suplemen Kanya pun aku sangat pilah-pilih. Untuk 1 obat aja risetnya bisa lamaaaaa dan detail. Obat & suplemen untuk kita yang udah gede aja kita gak mau asal, apalagi obat & suplemen untuk anak kita yang masih bayi bangettt. Duhhh lebih mahal gpp deh asal aman untuk anak.

Ngomongin tentang obat-obatan dan suplemen, jadi ingat Kanya mengalami kolik di usia sekitar 3 minggu - 6 minggu. Btw Kolik infantil atau kolik pada bayi adalah keadaan dimana bayi terlihat rewel, menangis berkepanjangan dan sulit dikendalikan tanpa sebab yang jelas.

Btw kolik ini biasa terjadi pada bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan. Kondisi ini lebih sering terjadi saat sore dan malam hari, sehingga mengakibatkan kesulitan tidur dan istirahat untuk orangtua dan bayi. Bayi yang menderita kolik akan menangis tanpa henti.

Masyaallah Kanya nggak sampe menangis berkepanjangan karena saat nggak kolik pun Kanya memang jarang nangis. Tapi Kanya gelisah terus kayak pengen ngebuang gas di perutnya tapi nggak bisa. Nah, ini sesekali suka bikin Kanya rewel. Kan aku kasihan liat anak bayiku begitu dan merasa gak boleh abai sama kolik ini supaya Kanya bisa tetap ceria.


Probiotik, Solusi untuk Bayi Kolik

Bayi nangis menjadi stigma hal yang biasa, sebagai Ibu sebagian berfikir menangis mungkin karena lapar, atau tidak nyaman pada diapersnya, dan berfikir kolik tidak perlu mendapat terapi.

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa 1 dari 4 bayi baru lahir berisiko terkena kolik. Ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna menjadi salah satu penyebabnya, dimana bayi penderita kolik memiliki jumlah probiotik Lactobacillus atau bakteri baik yang lebih rendah dan bakteri jahat yang lebih tinggi dibandingkan bayi sehat. Padahal bakteri baik sangat bermanfaat bagi tubuh untuk meningkatkan sistem imun, melawan toxin/zat beracun, serta membantu proses pencernaan. Di Indonesia, bakteri baik atau yang juga dikenal sebagai probiotik masuk kedalam kategori suplemen kesehatan.

Bayi dengan kolik yang gak di diagnosa dan diterapi ternyata memiliki dampak jangka panjang seperti berisiko lebih tinggi terkena ADHD atau kesulitan berkonsentrasi, nyeri pada perut, dermatitis atopik, alergi, rhinitis, maupun asma. Hal ini yang disebut dalam dunia kesehatan sebagai gut brain axis, secara sederhana diartikan ada hubungan dua arah antara saluran pencernaan (gut) dengan otak manusia (brain).

Kolik ini multifaktor penyebabnya bisa terjadi karena perkembangan saluran cerna yang belum sempurna, alergi susu sapi, dan intoleransi laktosa. Tapi penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna, dimana bayi penderita kolik memiliki jumlah probiotik Lactobacillus atau bakteri baik yang lebih rendah dan bakteri jahat yang lebih tinggi dibandingkan bayi sehat.

Selain ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna, kolik juga bisa terjadi karena adanya masalah pada gerakan usus bayi, akibatnya perut akan terasa kembung karena adanya gas dan juga sembelit. Makanya biasanya bayi yang menderita kolik disertai juga dengan wajah yang memerah dan kedua kakinya diangkat ke perut karena kesakitan. Kanya suka begini kalo lagi kolik. Aku kadang melakukan pijit ILU untuk membantu mengeluarkan gasnya dari luar. Untuk suplemen dari dalam aku percayakan pada INTERLAC® 

INTERLAC® adalah suplemen probiotik hasil kerjasama PT. Interbat dengan BioGaia yang dikenal sebagai World Leader in Probiotics, salah satu perusahaan probiotik terbesar di Dunia. Produk probiotik Interlac menggunakan strain-strain Lactobacillus reuteri yang dipatenkan dan sudah teruji klinis, serta telah memenuhi semua syarat probiotik dari WHO. Sampai Desember 2022, strain Lactobacillus reuteri yang digunakan INTERLAC® sudah didukung 258 uji klinis pada lebih dari 21.000 partisipan, dan merupakan strain probiotik berpaten dengan uji klinis terbanyak di dunia. Lactobacillus reuteri di INTERLAC® sudah teruji klinis untuk bayi baru lahir, balita, anak-anak, dewasa dan bahkan pada ibu hamil dan bayi prematur. Jadi, INTERLAC® adalah solusi yang efektif, aman dan teruji klinis untuk kita & keluarga. Apalagi varian produk INTERLAC® paling lengkap, tersedia dalam varian drops, sachet, tablet kunyah dan tablet hisap.


Enggak Mau Asal Pilih Probiotik Kalo Untuk Anak

Diluaran sana banyak sekali berbagai merk probiotik, namun walaupun sama-sama probiotik, dalam arti sama- sama bakteri baik, bukan berarti manfaat kesehatannya sama. Menurut WHO, manfaat probiotik sama sekali berbeda antara satu jenis, atau bahasa ilmiahnya strain, dengan strain lainnya. Maka itu, manfaat dari 1 strain probiotik tidak boleh disamaratakan dengan strain probiotik lainnya. Misalnya sama-sama lactobacillus, yang 1 lactobacillus acidophilus dan 1 lagi lactobacillus reuteri. Walaupun sama-sama lactobacillus, tapi kedua probiotik ini punya manfaat, dosis dan keamanan yang sama sekali berbeda. Bisa dibilang kalau ibaratnya obat, ya memang sama-sama obat, tapi keduanya merupakan obat yang sama sekali berbeda.

INTERLAC® dengan kandungan Lactobacillus reuteri DSM 17938 adalah satu-satunya solusi yang teruji klinis dan direkomendasi sebagai terapi dan pencegahan kolik dengan efikasi dan keamanan yang terbukti. Dari hasil study nya, Interlac dapat menurunkan waktu menangis pada bayi hingga 74% setelah 1 minggu pemakaian bahkan hasilnya sudah nampak dari mulai 1 hari pemakaian, dan tingkat keberhasilan penurunan durasi menangis bayi yang diterapi dengan Interlac itu 95%.

Tentunya karena mengandung bakteri baik yang sudah teruji, pemberian Interlac selama 1 minggu dapat meningkatkan jumlah bakteri baik dan mengurangi bakteri jahat/patogen di saluran cerna terbukti dari berkurangnya waktu menangis bayi hingga 74%, juga dari studinya Interlac dapat mengurangi jumlah bakteri jahat E.Coli dalam pup si kecil yang membahayakan.

Ada study nya juga yang menyatakan ketika bayi kolik, Ibu akan stress dan kondisi itu berpengaruh pada ASI jadi susah keluar. Ini yang aku selalu khawatirkan karena takut gak bisa mengASIhi Kanya hingga 2 tahun. Dengan pemberian Interlac yang dapat menurunkan tangisan bayi, ASI ibu bisa lancar lagi karena stress akan mereda seiring meredanya tangisan bayi. Jadi ibu bisa lebih tenang MengASIhi bayinya.

Selain itu, Interlac juga dapat mengurangi gas dan meningkatkan pola gerakan usus. Maka pemberian asupan probiotik sejak dini menjadi langkah penting dalam memelihara kesehatan bayi. Pemberian Interlac untuk kolik juga gak sulit, yaitu cukup digunakan 5 tetes 1x perhari sebagai terapi dan pencegahan kolik. Interlac ini juga aman digunakan mulai dari bayi baru lahir, dengan rasa netral/plain yang cocok untuk bayi.

INTERLAC® merupakan suplemen kesehatan yang dapat dibeli tanpa resep Dokter, dapat dibeli secara offline di baby shop, apotek, maupun modern outlet (guardian, watsons, boots, supermarket, dll) serta online di Interbat Official Shop e-commerce kesayangan.

Golden period of intervention itu dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan yang menentukan kesehatan dan perkembangan otak anak di masa mendatang, maka tidak hanya nutrisi yang diperhatikan tapi juga suplementasi bakteri baiknya. Tentunya ini dimulai dari lingkungan terdekat, terutama kita sebagai Ibu, untuk terus memperkaya pengetahuan untuk menciptakan generasi emas bagi Indonesia.

Follow Kal di @kalenaefris