Sabtu, 31 Maret 2018

Waktu Part 3 : Gilang Sayang Iqbaal

Taman kota dipenuhi anak-anak yang sedang bermain. Tadi siang Gilang mengajak Iqbaal bermain di taman kota dekat rumah, menemani Iqbaal bermain bersama teman-teman seumurannya.

"Tumben lo mau nemenin Iqbaal main di sini?" Ujar Jodie sambil melepaskan sweater kuningnya, lalu memasukkan sweater ke dalam tas. Jodie kegerahan, sudah hampir satu jam ia menemani Gilang di taman.

"Gue nyesel kemarin udah kesal sama Iqbaal." Kaki Gilang menjuntai lalu di ayun-ayun ke depan dan ke belakang.

Jodie diam saja, sudah tahu kelakuan temannya yang sering marah-marah ke Iqbaal.

"Kemarin gue kesal banget sama Iqbaal. Gara-gara dia gue dimarahin Bunda."

"Oh gituuu." Jodie sudah berkali-kali mendengar curhatan Gilang yang seperti itu. Gilang memang selalu bertengkar dengan adiknya.

"Semalam Iqbaal ngebangunin gue. Tapi gue pura-pura tidur aja. Pikir gue si Iqbaal paling minta di temenin ke kamar mandi terus minta di cebokin."

Iqbaal yang di bicarakan masih asik bermain. Gilang melihat pakaian Iqbaal yang kusam oleh lantai taman yang kotor, juga tubuhnya sudah di basahi keringat.

Sore ini Gilang membiarkan Iqbaal bermain hingga Iqbaal kelelahan.

"Eh lo kemaren ngapain ke rumah gue?" Gilang teringat ucapan bundanya tadi malam.

"Ga kenapa-kenapa. Gue pas lewat depan rumah lo aja, jadi pengen main. Ga taunya kata bunda lo ga ada. Yaudah deh gue balik."

"Oh kirain lo mau ngajakin gue main. Gue main kelereng kemaren."

"What?"
"Lo main kelereng?" Jodie ga percaya.

"Iya, emang kenapa Jod? Lo kayak ga percaya gitu. Gilang menatap Jodie heran.

"Kita kan udah kelas 3 SMP, Lang. Lo ngapain main kelereng? Kayak anak SD aja lo tahu ngga." Jodie tertawa lepas mengetahui kelakuan temannya itu. Bukannya belajar untuk persiapan kelulusan, Gilang justru main kelereng bersama teman-teman kecilnya.

"Yaaaa iseng aja. Dari pada ga ngapa-ngapain dirumah, mending gue main kelereng."

"Mending lo belajar, Lang. Kan bentar lagi kita ujian." Jodie mengingatkan.

Gilang hanya diam. "Iya juga yaa." Pikirnya.

"By the way tentang Iqbaal, tumben-tumbenan lo baik gini sama dia." Jodie kembali teringat tentang keheranannya tentang perubahan sikap Gilang ke Iqbaal.

"Oh ituu. Saat gue sedang kesal-kesalnya ke Iqbaal, ternyata Iqbaal beliin gue jaket."

Gilang diam sesaat.

"Iqbaal minta ke ayah untuk membelikan gue jaket karena jaket gue udah tua. Gitu kata Iqbaal."

"Sebenarnya sih harga jaketnya biasa aja. Tapi gue terharu banget. Ternyata Iqbaal sayang banget sama gue. Gue nyesal udah marah-marah sama dia."

Jodie hanya mendengarkan cerita temannya itu. Biasanya Gilang cerita melulu tentang keluhan, keluhan, dan keluhannya. Tetapi kali ini, Gilang berbeda dengan Gilang yang sebelumnya. Jodie melihat ada ketulusan kasih sayang seorang kakak ke adik kecilnya.

Seorang anak kecil berlari dari kejauhan menuju Gilang dan Jodie.

"Baanggg Gilangg... balik yukk. Nanti di cariin bunda."

"Oke dehh." Sahut Gilang bersahabat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Kal di @kalenaefris