Menonton final Piala Gubernur Kaltim antara Sriwijaya FC vs Arema FC di MNC TV malam ini, mengingatkanku saat menonton pertandingan SFC beberapa waktu yang lalu. Bedanya, malam ini aku hanya menonton di depan televisi bersama teman-teman. Ada Neli juga, yang selanjutnya akan aku ceritakan sebagai teman menonton di GBK beberapa waktu lalu.
Yang akan aku ceritakan bukan tentang bagaimana gol-gol bisa terjadi, bukan juga tentang pemain bola yang menari-nari di atas lapangan hijau. Apalagi tentang pemain yang memporakporandakan benteng pertahanan lawan. Bukan itu. Permainan itu biarlah jadi urusan Bung Jebret. Bung Jebret lebih ahli tentang mengomentari permainan.
Ceritaku amat sederhana. Tentang kesempatan, kesempatan kedua.
Yang akan aku ceritakan bukan tentang bagaimana gol-gol bisa terjadi, bukan juga tentang pemain bola yang menari-nari di atas lapangan hijau. Apalagi tentang pemain yang memporakporandakan benteng pertahanan lawan. Bukan itu. Permainan itu biarlah jadi urusan Bung Jebret. Bung Jebret lebih ahli tentang mengomentari permainan.
Ceritaku amat sederhana. Tentang kesempatan, kesempatan kedua.
🍂 Minggu, sekira Pukul 09.50 WIB
Sesuai rencana, aku dan Neli akan ke Stadion Gelora Bung Karno hari ini untuk menyaksikan pertandingan antara PSMS Medan vs Sriwijaya FC. 15 menit kemudian aku dan Neli sudah tiba di GBK.
Sejak pertama turun dari halte busway sudah ada beberapa suporter mengenakan pakaian Persija, The Jakmania. Ada yang berpakaian warna hitam, putih, merah, dan orange dengan tulisan Persija di bagian depan atau belakang pakaian. Beberapa suporter juga melilit syal klub kebanggaan di leher.
Hari ini ada dua pertandingan. Pertandingan pertama yaitu PSMS vs Sriwijaya FC untuk memperebutkan juara 3, dimulai Pukul 15.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan pertandingan Persija vs Bali United untuk menentukan juara 1 dan juara 2 pada Piala Presiden tahun ini. Rencananya jika suasana kondusif, selepas menonton Sriwijaya FC, kami sekalian mau menyaksikan klub mana yang menjadi juara.
Hari ini ada dua pertandingan. Pertandingan pertama yaitu PSMS vs Sriwijaya FC untuk memperebutkan juara 3, dimulai Pukul 15.30 WIB. Setelah itu dilanjutkan pertandingan Persija vs Bali United untuk menentukan juara 1 dan juara 2 pada Piala Presiden tahun ini. Rencananya jika suasana kondusif, selepas menonton Sriwijaya FC, kami sekalian mau menyaksikan klub mana yang menjadi juara.
Semakin mendekati stadion semakin ramai. Kami melihat ada barisan yang panjaaaanngg banget, di dominasi orange. Orange dimana-mana. The Jak dimana-mana. Aku mulai membayangkan "jangan-jangan ini antrian beli tiket nih". Dan taraaaaaa... saat aku tanya ke petugas dimana tempat mengantri tiket, petugas itu menunjuk ke arah barisan yang mengular tersebut.
"Yosudah, Yuk. Nak makmanokan." Tidak butuh waktu lama untuk kami sama-sama paham.
"Kan sudah tau yang final hari ini Persija. Tuan rumah, final, klub besar. Ya rame lah." Kata-kata itu langsung terbersit di fikiranku. Membuatku batal mengeluh. Melihat tatapan dan garis wajah Neli, aku yakin kami sependapat. Aku dan Neli saling pandang, sama-sama nyengir.
"Yosudah, Yuk. Nak makmanokan." Tidak butuh waktu lama untuk kami sama-sama paham.
"Kan sudah tau yang final hari ini Persija. Tuan rumah, final, klub besar. Ya rame lah." Kata-kata itu langsung terbersit di fikiranku. Membuatku batal mengeluh. Melihat tatapan dan garis wajah Neli, aku yakin kami sependapat. Aku dan Neli saling pandang, sama-sama nyengir.
Sebelum cerita lebih jauh, aku infokan dulu 4 pilihan membeli tiket :
Kategori 3: Rp.75.000
Kategori 2: Rp.100.000
Kategori 1: Rp.150.000, Rp.175.000, dan Rp.200.000
VIP: Rp.300.000
Sebenarnya ada opsi pembelian secara online di loket.com (hanya menjual tiket Kategori 1 yang Rp.175.000 dan tiket VIP seharga Rp.300.000) ataupun membeli tiket yang dikoordinir oleh korwil (ini mungkin bisa aku lakukan jika aku suporter Persija). Sedangkan sisanya akan dijual langsung di loket. Karena kami ingin membeli tiket yang harganya dibawah itu, kami memutuskan untuk membeli tiket di loket stadion saja. Rencananya aku dan Neli akan membeli tiket Kategori 3. Opsi kedua kami adalah membeli tiket Kategori 2 jika tiket Kategori 3 sudah habis.
Kembali lagi ke aku dan Neli.
Kami langsung menyisiri antrian hingga tiba di barisan paling belakang. Antrian tersebut menggunakan area pejalan kaki dengan lebar sekitar 2 meter. Jarak antara antrian paling depan dan antrian paling belakang yaitu sekitar 300 meter, dengan 3 barisan yang saling merapat. Tentu saja ini hanya perkiraan, karena ada yang justru lebih dari 3 baris dan menumpuk. Asalkan mereka berada di area pejalan kaki tersebut, berarti mereka masuk di dalam antrian.
Aku dan Neli sudah mengantri di barisan paling belakang. Ada yang datang sudah dari jam 6 pagi, itupun mereka masih mengantri. Maka sangatlah wajar jika kami berada di buritan antrian ini, tidak mungkin protes, ngedumel juga percuma. Mau cepat dapat tiket, datang lebih awal. Tidak mau ribet, beli tiket online. Sesederhana itu.
🍂 Sekira Pukul 10.30 WIB
Ada yang duduk di dalam antrian, ada yang mengantri sambil bermain game online, ada yang menunggu sambil melakukan swafoto. Langit memang sedang memihak, matahari diselimuti awan.
Tiba-tiba antrian yang dari tadi rapi mendadak bubar dan berlarian ke depan. Tidak tahu kenapa. Aku dan Neli awalnya tetap tidak mau keluar dari antrian karena ada beberapa suporter yang secara patuh tetap berdiri di antriannya. Tetapi semakin lama antrian malah buyar. Tidak ada lagi antrian. Kami bingung. Beberapa kali aku menonton pertandingan SFC di stadion langsung, tapi tidak pernah mengalami antrian semacam ini.
Aku dan Neli kemudian berjalan ke arah mereka berlari, yaitu loket pembelian tiket. Ternyata disana sudah ricuh. Loket dikelilingi suporter membentuk lingkaran. loket tiket berada diantara kerumunan.
Aku dan Neli melihat dari kejauhan, tidak mau mengambil resiko, bersama beberapa suporter lain yang juga melihat dari kejauhan.
Saat itu yang kami dengar adalah teriakan-teriakan meminta loket dibuka, meminta tiket keluar. Kami tidak tahu loket sudah dibuka atau belum, tiket masih ada atau tidak. Kami tidak mendapatkan info apapun. Bertanya ke suporter lain, mereka juga tidak tahu. Sesekali ada oknum yang melempar botol air mineral ke arah loket. Di lingkaran dekat loket, ada suporter yang berusaha menenangkan.
Aku dan Neli yang sudah tidak mungkin untuk masuk di kepadatan suporter, akhirnya memilih meminggir. Oh iya, ada 2 loket yang disiapkan oleh panitia, ticket box utara dan timur. Lagi-lagi aku tidak tahu pasti yang mana utara dan timur. Mengecek kompas? Mana kepikiran.
"Loket satunya dimana ya, Pak?" Aku hanya bertanya itu ke seseorang petugas. Tidak lama kemudian, kami berjalan ke loket yang satunya, loket utama. Aku tidak tahu loket utara atau timur. Aku bilang loket utama karena loket ini jauh lebih ramai, lebih padat, lebih berdesak-desakan, dan dekat dengan pintu masuk ke stadion.
"Loket satunya dimana ya, Pak?" Aku hanya bertanya itu ke seseorang petugas. Tidak lama kemudian, kami berjalan ke loket yang satunya, loket utama. Aku tidak tahu loket utara atau timur. Aku bilang loket utama karena loket ini jauh lebih ramai, lebih padat, lebih berdesak-desakan, dan dekat dengan pintu masuk ke stadion.
Di loket utama ini, para suporter saling berdesakan dan saling dorong. Ada beberapa yang terdesak hingga ke pagar pembatas dan akhirnya memilih keluar dari antrian dengan menaiki pagar, beberapa pingsan, beberapa melempar-lempar botol air mineral.
Aku dan Neli berada di sisi lain pagar, tempat beberapa suporter melepaskan diri dari antrian. Tempat ini merupakan tempat yang teduh dengan didominasi pepohonan. Beberapa The Jak yang sedang duduk-duduk atau berbincang-bincang, jelas berbanding terbalik dengan suasana di sisi lain pagar pembatas yang berdesak-desakan dalam antrian tersebut. Mereka yang berdesak-desakkan itu berada 30 meter di depanku, dipisahkan oleh pagar berwarna kehijauan.
Aku sempat mengobrol dengan beberapa The Jak saat itu. Ternyata mereka banyak yang belum kebagian tiket. Mau masuk ke antrian tapi terlalu berdesak-desakan.
Karena aku dan Neli memakai baju Sriwijaya FC, suporter Persija yang kami ajak ngobrol memberitahu jika ada Singa Mania di sekitar sini. Singa Mania merupakan salah satu kelompok suporter SFC yang identik dengan warna hijau.
Tidak butuh waktu lama, kami bertemu dengan Singa Mania. Gayung bersambut, kami disapa dengan ramah. Aku dan Neli sudah duduk bergabung bersama mereka. Kami kemudian berkenalan dengan seseorang, mungkin koordinator. Dia sedang mendata nama-nama yang membeli tiket. Semua didata berdasarkan korwil. Aku dan Neli tidak bergabung di korwil-korwil tersebut. Jelas bukan prioritas mereka. Tetapi kami meyakinkan, kami adalah orang Sumatera Selatan yang kerja di rantauan, ingin menonton Sriwijaya FC. Tidak ada maksud lain, kami hanya ingin bergabung untuk menonton pertandingan bersama-sama.
Rejeki bertepuk dua tangan. Hap! Nama aku dan Neli didata untuk pembelian tiket.
Rejeki bertepuk dua tangan. Hap! Nama aku dan Neli didata untuk pembelian tiket.
Bersama Singa Mania |
Selanjutnya kami sudah berkelakar dan mengobrol banyak hal. Aku merasakan suasana kampung halaman. Di kiri kanan kami orang-orang mengobrol menggunakan bahasa Palembang, mengobrol dengan logat khas kedaerahan. Dari obrolan inilah akhirnya kami tahu bahwa suporter ini menumpang truk dari Palembang hingga ke Jakarta hanya untuk mendukung Sriwijaya FC di GBK. Mereka tidak begitu banyak, tidak mencapai 50 orang. Yang menumpang truk dari Palembang juga tidak semuanya, karena ada juga beberapa suporter seperti aku dan Neli, pendukung SFC yang sedang merantau di sekitar Jakarta.
Saat sedang asyik mengobrol itulah, koordinator memberikan kepada kami tiket Kategori 1 Tengah D. Saat itu yang ada di fikiranku hanyalah ingin menonton. Dengan antrian seramai itu, aku sudah tidak menargetkan tiket Kategori 3 lagi.
Masing-masing aku dan Neli mendapatkan satu tiket. Kami sumringah, senang bukan kepalang karena mendapatkan tiket ini tanpa harus ikut antrian nan melelahkan di sisi lain pagar pembatas itu. Itupun jika aku ikut mengantri, ikut berdesak-desakan diantara pemburu tiket yang lain, bukan jaminan aku bisa mendapatkan tiket dan menonton dari dalam stadion.
Masing-masing aku dan Neli mendapatkan satu tiket. Kami sumringah, senang bukan kepalang karena mendapatkan tiket ini tanpa harus ikut antrian nan melelahkan di sisi lain pagar pembatas itu. Itupun jika aku ikut mengantri, ikut berdesak-desakan diantara pemburu tiket yang lain, bukan jaminan aku bisa mendapatkan tiket dan menonton dari dalam stadion.
Dua tiket sudah ada di genggaman, kemudian langsung ku masukkan di dalam tas. Aku berinisiatif sendiri menyimpan tiket tersebut di dalam kantong tas bagian depan, tiketku dan tiket Neli. Sesuatu yang belakangan sedikit aku sesali.
🍂 Sekira Pukul 13.10 WIB
Aku kebelet ingin buang air kecil, Neli juga ternyata sama. Jadi aku dan Neli menyingkir sebentar dari rombongan dan berjalan menuju toilet.
Di perjalanan menuju toilet itulah, aku mendadak ingin melihat tiket di dalam tas. Saat aku membuka tas, tiket tersebut hanya ada satu. Aku panik. Aku cek lagi, hanya ada satu tiket. Hingga seluruh isi tas aku keluarkan, yang aku temukan hanya satu tiket. Tidak lebih.
Saat itu aku langsung lemas, dan panik. Oh Tuhan!
"Tiket itu harusnya ada di dalam tas, Nel. Aku benar-benar memasukkannya di dalam tas ini. Aku yakin."
"Aku bahkan sempat mengeceknya, Nel. Sesaat setelah aku memasukannya ke dalam tas, aku sempat mengeceknya lagi. Benar ada dua tiket, Nel. Aku mengeceknya, ada dua." Aku meyakinkan Neli supaya Neli percaya.
Neli diam, air mukanya yang barusan ceria mendadak berubah. Jelas saja Neli tidak habis fikir bagaimana mungkin tiket tersebut bisa hilang. Orang lain saja di jam sekarang masih banyak yang berusaha mendapatkan setidaknya satu saja tiket, sedangkan aku yang telah mendapatkan tiket justru menghilangkannya. Ceroboh sekali.
Aku ingat sesuatu.
"Tadi aku membuka kantong depan saat mengambil powerbank, Nel. Apa mungkin tiket tersebut ikut keluar, tercecer, lalu ada yang mengambilnya?"
"Aku sangat ingat, Nel. Aku membuka kantong depan tas hanya dua kali. Pertama saat mengecek tiket, memastikan bahwa ada dua tiket yang ku simpan, kemudian aku membuka kantong tas lagi hanya saat mengeluarkan powerbank."
Disitu aku langsung berkesimpulan bahwa tiket tersebut hilang saat aku membuka kantong depan, mengeluarkan powerbank yang tidak aku sadari justru ikut membuat satu tiket keluar dan tercecer.
"Anggap saja tiket yang hilang itu punyaku, Nel." Aku berucap pelan.
"Kita cari tiket itu. Jika tidak ditemukan, biarlah aku nobar diluar stadion saja. Diluar stadion ada layar besar, nanti aku bisa nonton disana bersama yang lain." Ucapku berbesar hati.
Sebenarnya aku sudah sesak, mataku sudah berbayang. Aku mengangkat kepala, mengerjap-ngerjapkan mata.
"Aku ga mau, Yuk. Nanti kita coba cari tiketnya, kita cari solusinya." Neli tetap ingin menonton bola dari tribun GBK, bersama-sama, bukan sendirian seperti ucapanku barusan.
Tidak berapa lama setelah aku menyadari bahwa tiket tersebut hanya sisa satu, aku sudah bersama rekan-rekan Singa Mania.
"Kok biso ilang, Yuk?"
"Aku dak jingok, Yuk."
"Aku dak tau, Yuk."
"Maaf aku dak tau, Yuk."
Jawaban mereka sejujurnya membuatku sedih. Beberapa menit yang lalu kami sedang berkelakar dengan mereka, sekarang mataku sudah berair. Aku tidak bisa menyalahkan siapapun, karena ada banyak orang disana. Menuduh salah satu dari mereka? Itu tidak mungkin. Selain mereka, ada banyak orang yang berlalu-lalang disini. Aku memang ceroboh.
Koordinator yang tadi membantuku membeli tiket tahu, melihatku menangis. Air mata yang kutahan tidak bisa kubendung. Aku berdiri ke pinggiran rombongan, membelakangi mereka. Tidak habis fikir mengapa menangis karena kehilangan tiket. Mengapa tidak menangis karena kehilangan pacar, gitu?
Koordinator yang tadi membantuku membeli tiket tidak bisa menjanjikan apapun. Aku tahu itu. Dia sudah membantuku mendapatkan tiket sebelum aku menghilangkannya. Dia sudah baik.
Koordinator yang tadi membantuku membeli tiket tidak bisa menjanjikan apapun. Aku tahu itu. Dia sudah membantuku mendapatkan tiket sebelum aku menghilangkannya. Dia sudah baik.
"Lihat nanti ya, Yuk. Soalnya tadi sudah didata. Tergantung rekan-rekan yang masih di perjalanan."
🍂 Sekira Pukul 14.30 WIB
Aku yang sebelumnya berisik, hanya memilih berdiam diri. Aku tetap bergabung, tetapi tidak seceria sebelumnya.
"Aku dak kelema'an samo Ayuk, tiket ilang karna aku minjam powerbank Ayuk." Ujar Dian pelan.
"Idak kok, itu karna aku bae yang ceroboh." Ucapku meyakinkan Dian. Bukan dia penyebab tiket tersebut hilang. Lain kali aku akan lebih hati-hati.
Dian adalah salah satu dari beberapa suporter yang menumpang truk dari Palembang ke Jakarta. Tadi handphonenya kehabisan baterai.
Dian adalah salah satu dari beberapa suporter yang menumpang truk dari Palembang ke Jakarta. Tadi handphonenya kehabisan baterai.
Langit begitu mendukung sepanjang hari ini, langit cerah dengan sedikit awan yang mengurangi terik. kami merasa beruntung karena hari-hari sebelumnya dilintasi hujan, entah paginya, siangnya, malamnya, atau justru seharian. Suasana teduh, dibawah rimbunnya pepohonan, aku masih duduk bersama Singa Mania. Mendengarkan mereka bercerita, sesekali ikut di dalam obrolan. Hingga rombongan di sebelahku mendadak ramai.
Info yang aku terima bahwa Singa Mania yang dalam perjalanan dari Palembang ke GBK mengalami masalah di perjalanan. Ada 3 bus yang diisi oleh seluruh suporter. Jika sesuai jadwal, seharusnya rombongan tiga bus tersebut sudah tiba sedari tadi. Tetapi faktanya mereka masih di Lampung. Sekarang sudah pukul setengah 3, satu jam menuju pertandingan. Bagaimana mungkin mereka bisa tiba tepat waktu. Menyeberang Selat Sunda saja belum. Seandainya bus paling depan tetap memaksakan, mereka akan tiba di GBK malam hari. Tidak ada lagi pertandingan SFC di jam itu.
Aku memiliki peluang kembali mendapatkan tiket. Tergantung aku mau mengambil kesempatan itu atau justru menyia-nyiakannya. Neli berbaik hati mau membantu. Aku sangat menghargai keinginan Neli untuk menyenangkan hatiku. Yang mendata adalah orang yang berbeda dengan koordinator sebelumnya. Kami harus meyakinkan kembali dari awal. Aku adalah suporter SFC, asli Sumatera Selatan yang sedang merantau, kami mengobrol menggunakan bahasa Palembang, Neli memanggil aku dengan sebutan "Ayuk". Kurasa itu sudah sangat meyakinkan. Semuanya jelas, tujuan juga hanya satu. Tiket masuk.
Hari ini aku melihat banyak orang-orang baik. Namaku didata. Walaupun itu bukan kepastian bahwa aku memiliki tiket. Nanti dikabari lagi.
Hari ini aku melihat banyak orang-orang baik. Namaku didata. Walaupun itu bukan kepastian bahwa aku memiliki tiket. Nanti dikabari lagi.
🍂 Setengah jam menuju pertandingan
"Yuk Kal. Yuk Kalll. Tiketnya dapaatt." Neli setengah berteriak menghampiriku dengan memperlihatkan tiket kuning panjang di tangannya.
Aku yang awalnya diam, berubah 180 derajat menjadi ceria. Senang? Pasti. Sekarang tiket itu sudah ada di tanganku. Tiket Kategori 1 Tengah D, persis seperti tiket yang sebelumnya hilang.
Ini tiket yang diinginkan banyak suporter |
Waktu sudah semakin sedikit. 15 menit lagi pertandingan dimulai. Rombongan sudah mengajak untuk masuk ke stadion. Aku dan Neli sudah bersiap-siap seperti yang lain, kemudian berjalan bersama-sama menuju pintu pemeriksaan tiket. Sejak saat itu tiket masuknya aku jaga dan kupastikan tidak hilang kembali.
Sepanjang perjalanan menuju pintu masuk stadion, ada beberapa orang yang menanyakan dimana kami bisa mendapatkan tiket. Kemudian beberapa orang berniat untuk membeli tiket yang sekarang ada di tanganku.
"Dari pagi ga dapat tiket, Mba." Ujar salah satu dari beberapa orang yang berniat membeli tiketku.
Aku kasihan? Jelas iya. Aku merasakan saat-saat aku yang ingin menjadi bagian dan bergabung dengan suporter-suporter lain, justru harus rela tidak masuk stadion karena kehilangan tiket.
"Maaf, tiket aku hanya ada satu, Bang. Aku ingin menonton langsung di dalam (stadion)." Hanya ucapan itu yang bisa aku keluarkan.
Di hari ini aku bersyukur, di saat supporter lain harus berbesar hati mendukung klub kesayangannya dari luar stadion, aku mendapatkan tiket masuk justru dengan dua kesempatan.
Sepanjang perjalanan menuju pintu masuk stadion, ada beberapa orang yang menanyakan dimana kami bisa mendapatkan tiket. Kemudian beberapa orang berniat untuk membeli tiket yang sekarang ada di tanganku.
"Dari pagi ga dapat tiket, Mba." Ujar salah satu dari beberapa orang yang berniat membeli tiketku.
Aku kasihan? Jelas iya. Aku merasakan saat-saat aku yang ingin menjadi bagian dan bergabung dengan suporter-suporter lain, justru harus rela tidak masuk stadion karena kehilangan tiket.
"Maaf, tiket aku hanya ada satu, Bang. Aku ingin menonton langsung di dalam (stadion)." Hanya ucapan itu yang bisa aku keluarkan.
Di hari ini aku bersyukur, di saat supporter lain harus berbesar hati mendukung klub kesayangannya dari luar stadion, aku mendapatkan tiket masuk justru dengan dua kesempatan.
🍂🍂🍂
Pertandingan berjalan lancar. Sriwijaya FC mendapatkan juara 3 setelah berhasil mengalahkan PSMS dengan 4 kali gol. Suporter Sriwijaya FC kali ini tidak sebanyak pertandingan yang sebelumnya juga beberapa kali aku saksikan langsung di stadion GBK ini. Aku memakluminya, mengingat 3 bus suporter yang masih di Lampung sudah tidak mungkin berada di stadion ini sekarang. Sedikitnya suporter tidak mengurangi semangat kami. Gol demi gol yang diberikan menjadi hadiah malam ini.
Salam manis dari kami berdua. Sampai jumpa :) |
alhamdullilah ..kehilangan tiket memang lbh nyesek daripada kehilangan pacar? ya Allah ampe ikutan sedih bacanya Kal..untung teratasi juga..amin
BalasHapusDua-duanya sama-sama bikin nyesek kak 😁
HapusAku bacanya jadi deg-degan, berasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga saat dibutuhkan. Tapi akhirnya happy ending :)
BalasHapusIya mas. Mungkin sepele buat orang lain yang ga suka nonton bola. Tapi buat aku tiket itu penting banget, makanya sedih pas tau tiketnya hilang 😁
Hapuswaduh... drama banget yaaa :D
BalasHapusEmang keliatan gitu ya? Padahal beneran kejadian loh 😂
Hapusberakhir indah......heheh
BalasHapusIyaa alhamdulillah :)
HapusPasti seru banget yah nonton langsung di stadion Kal?
BalasHapusIyaa kak. Euforianya lebih berasa ketimbang nonton di tv
HapusAlhamdulillah ya Kal akhirnya happy ending, ikutan sedih juga pas baca ��
BalasHapusIya alhamdulillah Tin. Pelajaran untuk akunya biar ga ceroboh lagi.
HapusPerjuangannya luar biasa, salut.
BalasHapusHehehe makasih, Mas.
HapusDuh..
BalasHapusMungkin uda rejekinya y mbak sampe dapet tiket 2 kali..
Biar bsa nonton sesama wongkitogalo..
Wkwk iyaa Bang. Bersyukur banget pokoknya.
HapusSaking ngefansnya sama bola ya, sampe rela berjuang begitu. Untung happy ending :D
BalasHapusMumpung klub kesayangan main di GBK kak. Jadi sayang banget kalo sampe ga nonton langsung di stadion 😁
HapusWah itu rezeki anak sholehah ya, kak 😁
BalasHapusIya alhamdulillah kak :)
HapusYuk Kal..masih rejeki dapat tiket ya alhamdulillah hehehe...
BalasHapusDuh senengnya di panggil ayuk 😍😍. Iyaa alhamdulillah Mbak Dew, masih rejeki 😁
HapusDuh nyesek banget pasti kehilangan tiket. Semoga ga kejadian lagi ya. Seru banget ya nonton pertandingan bola langsung di stadion. Dulu aku sama temen juga pernah pas piala presiden juga nonton di GBK. Seru banget emang. Apalagi pas opening ceremony ada pertunjukkan terjun payung. Keren lah..
BalasHapusIyaa Bang Ocit. Buat pembelajaran akunya biar ga ceroboh lagi. Iyaa salah satunya juga bisa ngeliat pas opening ceremony. Terus bisa liat pemain dari deket 😁
HapusDuuh ikut deg-degan bacanya... Alhamdulillah kalau rezeki mah ndak kemana ya mbak. BTW Kapan mbak Kal mo nonton bola langsung di GBK lagi, ajak2 atuh...
BalasHapusNanti kalo Sriwijaya FC main lagi di GBK ya kak :)
HapusHebat juga berani nonton bola di stadion. Kalau saya masih mikir-mikir buat begitu.
BalasHapusAku juga beraninya karena suporter Sriwijaya FC ga bermusuhan dengan suporter dari klub lain, Mas. Hehehe
HapusPengalaman menarik. Klo udh jodoh gak kemana Kal...hahaha
BalasHapusHahaha iyaa kak. Kalo belum ketemu jodohnya jangan sedih. Bisa jadi jodohnya lagi nyasar ke pelukan orang lain #laaahhhh 😂
HapusPERSIJA JUARA yang penting... hahah selamat SRIWIJAYA FC heheh
BalasHapusIyaa Bang iyaaaa.. Persija juara bang iyaaaa. Nanti ada pertandingan persahabatan antara Sriwijaya FC dan Persija loh. Ga sabar pengen nonton 😂😂
HapusTerharu bacanya, Mba. Pernah ngalamin kayak gini soalnya. 😅
BalasHapusKapan Bang? Bikin ceritanya donk. Penasaran sama suka dukanya 😍
Hapuskeren banget Kal nonton di stadion langsung. Aku salut sama cewe yang ngerti dan mau nonton bola
BalasHapusDemi Sriwijaya FC aku rela kak 😂😂
Hapusduhh bacanya degdegan hehee
BalasHapusMakasih Nggit udah mampir
HapusAcacam, ayuk cerobo nian tiket tu pacak ilang 😂.Tapi semua berbuah manis, wong kito menang telak dari medan dengan 4 gol. Salam SIMANIS (Singa Mania Sriwijaya).
BalasHapusIyo salah aku nian itu. Lain kali idak lagi, niananlah 😂😂. Ai budak Singa dak taunyo. Kalo jadi nak ado pertandingan persahabatan SFC samo Persija, sebelum Liga 1 ini. Mugo SFC gek menang💪
HapusTulisannya puanjang yaa... Kyknya cocok nih jd penulis skenario, deskripsinya kuat
BalasHapusPenulis skenario 😍😍😍. Kayaknya kejauhan Mas buat jadi penulis skenario. Nulis aja masih berantakan. Hehee
HapusPerjuangan ya buat nonton bola. Tapi alhamdulillah ada kesempatan kedua. Rejeki emg gak kemana ya :)
BalasHapusIyaa kak. Untung bisa dapat tiket lagi. Emang rejeki 😊
Hapusdramatis haha
BalasHapusPadahal beli tiket doank yaa hahaha
HapusWah Ayuk Kal wong kito galo? Plembangnyo mano yuk?
BalasHapusSalut nian samo supporter-supporter bola yang dengan loyal mendukung tim favoritnya.
OKU Selatan kak. Mumpung main di GBK kak, jadi harus di support 😂
HapusSetelah pahit akhirnya mengecap manis juga ya...
BalasHapusHehee iyaa kak, akhirnya
HapusAduh aku terharu sekali bacanya kak kal.. akhirnya kamu bisa nonton ya walaupun harus kena musibah dulu..
BalasHapusIyaa alhamdulillah Len, masih rejeki 😂
HapusYa ampuuun, itu si neli ga bisa bantuin gitu kal cariin pacar?? bela belain kaya nyariin tiket gitu. hahaha
BalasHapusHahaha Neli aja jomblo Cha. Minta cariin pacar sama Neli? Yang ada aku dikasih hasil sortiran dia 😂😂
Hapusdrama banget ini yah kal, mau nnton bola aja kamu drama. hha
BalasHapusIya yah ti. Kenapa harus ada drama yaa? Kenapa tii? Kenapaaa?? Hahahaa
HapusLebih aman klo tiketnya dioegang aja kali ya? Atau taro dompet
BalasHapusHarusnya di tarok di dompet kak. Aku aja nyesel kenapa ga di tarok dalam dompet 😖. Nah kalo tiket kedua aku pegang karena udah langsung masuk stadion kak :)
HapusWkwk... Drama bget ya, gw ampe baca terus kebawa suasanya. Cup cup jgn nangis wkwk
BalasHapusUdah nangis bangg. Udah kelar malahh 😑
Hapusjadi masih fansnya sriwijaya fc nih? kirain dah jadi jakmania... hehehe
BalasHapusKalo Persija lawan klub lain, aku dukung Persija babang. Tapi kalo Persija lawan Sriwijaya, aku dukung Sriwijaya pastinya 😂. Sriwijaya FC tetep nomor 1 di hati.
HapusTiketnya keciiiil bgt ituhh... Duhh nyess.. beruntung bgt kamu Kal,, seriusan.. ga semuanya bisa dapetin jalan kayak kamu..
BalasHapus😎 TOP PISAN
Iyaa tiket dibuat kecil kyknya biar muat di gelang tangan. Heem alhamdulillah banget, rejeki Ndar.
HapusRejeki tidak kemana.mungkin karena saking cintanya dengan klub kesayangan..
BalasHapusHidup Persija..eh
Nah loh, The Jak detected wkwkwk
HapusYa ampun kenapa si cewe yang suka bola itu kecantikannya langsung naik 70% apalagi kalau pakai kaos bola 😁😁😁
BalasHapusAelah Bang, sa ae wkwk 😂😂😆
Hapushoki banget. hahaha. happy ending ya dapet tiket akhirnya.
BalasHapushttps://helloinez.com
Iyaa alhamdulillah kak
Hapus