Selasa, 26 November 2019

Funancial, Belajar Financial Secara Menyenangkan

Semenjak resign pertengah tahun lalu, keuangan aku ga bisa lagi dibilang sama dengan ketika aku masih status karyawan korporat. Kenapa aku bilang gitu? Karena pertama, ketika menjadi karyawan korporat aku memiliki penghasilan tetap di tanggal tertentu, in case di kantor aku yang lama itu setiap tanggal 27.

Kedua karena aku udah punya minimal penghasilan. Loh kok minimal penghasilan? Karena untuk karyawan yang bekerja target seperti aku memiliki insentif (di luar gaji pokok) sesuai dengan achievement setiap bulan yang berhasil aku dapatin. Semakin tinggi achiementnya, semakin besar pundi-pundi rupiahnya.

Dulu pemasukan aku hanya dari 1 pintu, yaitu gaji bulanan. Kemudian sejak Tahun 2017 mulai ada penghasilan sampingan. Saat itu aku juga mulai mengambil job sebagai part time blogger.


Laluuu, di pertengahan tahun ini aku resmi melepas status sebagai karyawan korporat dan menjadi full time blogger / content creator. Jika dulu penghasilan aku pasti, sekarang enggak lagi. Kadang seminggu full banget diluar, kadang juga seminggu cuma berapa kali aja. Tapi semuanya wajib disyukuri karena buat aku, lepas dari korporat adalah sebuah achievement yang selalu aku tunda dengan pertimbangan "nanti makannya gimana? Bayar kostan gimana? Beli pulsa gimana?" 😂.

Aku bersyukur banget sama Tuhan atas jalan yang udah dikasih ini. Aku menikmati perjalanan aku sebagai seorang full time blogger / content cteator ini. Ada banyak banget ilmu-ilmu bergizi, wawasan yang semakin terbuka, hingga relasi yang ga bisa aku dapatkan jika aku stuck dengan stigma bahwa menjadi karyawan korporat adalah pilihan terbaik.

Tapi pengelolaan keuangan rupanya ga bisa dianggap main-main, terlebih sekarang aku pemasukan bersumber dari berbagai pintu dan jendela. Aku ga mau pemasukan dan pengeluaran jadi ga jelas. Transferan masuk emang ga hanya di satu tanggal, tapi semuanya akan habis sia-sia kalo ga dikontrol dengan baik. Nah makanya aku excited banget bisa hadir di talkshow #FUNancial yang diadakan oleh Home Credit Indonesia.

#FUNancial, Ilmu Keuangan Bergizi dan Fun

Tanggal 23 November 2019, aku menghadiri acara FUNancial  yang diadakan oleh Home Credit Indonesia. Talkshow ini bertemakan How Me The Money : Smart Financial Move Achieve Your Goal.

Talkshow dibuka oleh Kak Freya yang menjelaskan sedikit tentang apa itu Home Credit Indonesia. Buat yang belum tau, jadi Home Credit itu adalah perusahaan pembiayaan multinasional yang sudah ada sejak 2013. Financial orang yang berbeda-beda membuat Home Credit ini didirikan dengan tujuan supaya masyarakat terbantu untuk lebih pintar dalam belanja seperti belanja gadget, furniture, peralatan elektronik, dsb.

Tapi Home Credit kali ini bukan mau nawarin kreditan yaaa, tapi sharing ilmu bergizi dari pakar financial. Pada talkshow kali ini, Home Credit meyanding Dipa Andika (founder Hahaha Corp sekaligus seorang financial planner) dan Riana (owner Belowcepekdotcom) untuk diajak berbagi ilmu perihal financial planner.

Mas Dipa menyampaikan bahwa dalam mengatur keuangan sangat penting untuk mencatat semua pengeluaran dan pemasukan, sekecil apapun. Dari catatan tersebut kita bisa melihat mana saja barang yang kita beli karena butuh atau bukan. Dengan mencatat juga kita tau seberapa banyak uang dengan nominal kecil yang kita habiskan berkali-kali sehingga jika ditotal-total jumlahnya besar juga. Ini diistilahkan sebagai Latte Factor.

Contoh Latte Factor yang dekat banget dalam keseharian adalah kebiasaan minum kopi di cafe, beli boba, atau membayar parkir kendaraan. Ini adalah uang-uang kecil jika hanya membeli satu kali saja. Tetapi bayangkan jika pengeluaran tersebut diakumulasikan selama setahun. Kita akan ngeh jika ternyata latte factor kita sangat besar nominalnya.

Sekarang aku coba contohkan :

Siska suka beli kopi yang lagi hits-hits banget itu. Dari yang awalnya iseng-iseng beli 1 seharga anggap aja 15.000, terus ketagihan jadi sering beli. Seminggu ternyata beli kopi 3 kali. Temennya Siska malah lebih parah karena hampir tiap hari beli minuman kopi atau boba, belum lagi temennya Siska ini sering pesen go-food atau grab-food. 
Sekarang balik lagi ke Siska. Ternyata Latte Factornya Siska bukan itu doank. Siska janjian di cafe sama teman yang awalnya karna ada urusan doank ehh malah mesen minuman atau makanan. 
Di weekend Siska ke mall yang niatnya mau cari keperluan, ehh malah tergoda nonton di XXI. Siska juga sering tergoda sama barang-barang promo yang sebenernya ga butuh banget. Oiya ini Siska capek nih abis muter-muter mall. Terus Siska ke food court beli minuman. Sesembak kasir nawarin ada promo paketan makan + minuman. Yaudah akhirnya Siska beli yang paket promo padahal Siska sebenernya belum laper. 
Oiya saat kalian ke mall tapi dengan tujuan ga penting, kalian ngeluarin budget transportasi kan? Nah Siska ini kadang suka bawa kendaraan sendiri, dan otomatis ada biaya parkir yang harus dikeluarkan. Kalo lagi males bawa kendaraan, Siska biasanya menggunakan transportasi ojol, dan di perjalanan Siska sering haus. Alih-alih bawa tumbler, Siska malah beli air mineral. Siska yang doyan ngemil ini juga suka banget beli gorengan, somay, cilok, atau telor gulung.

Nah itu yang biasa Siska lakuin di kesehariannya. Dalam sehari mungkin kalo dihitung Siska bakal bilang "ahh cuma segini kok". Tapi udah ditotalin belum dalam setahun? Ternyata pas ditotal-total dalam setahun, nominalnya bener-bener bikin nyesek guys.


Pada #FUNancial kali ini, Mas Dipa memberikan informasi tentang pengalokasian penghasilan bulanan, yaitu sebagai berikut 30% untuk investasi, 10% untuk dana darurat / asuransi, 10% untuk keperluan pribadi (termasuk hobi), dan 50% untuk pengeluaran rutin. Oiya pembagian tersebut fleksibel ya guys, bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan kamu.

Selain mencatat pemasukan dan pengeluaran, Mas Dipa juga menyampaikan pentingnya memiliki tabungan darurat. Untuk patokan dana darurat, kamu bisa lihat dari jumlah pengeluaran plus statusmu, apakah dirimu masih single, menikah, menikah dengan dua anak, dan seterusnya.

Jadi emang penting banget untuk belajar finansial. Dari ilmu-ilmu finasial yang aku dapetin jugalah aku bisa sadar kalo selain mencatat pengeluaran, mencatat pemasukan serta mengalokasikannya sesuai keperluan juga ga kalah penting. Pisah pemasukanmu ke dalam tabungan terpisah supaya uang bisa dikelola dengan baik.

Dulu ketika aku masih bekerja kantoran dan nyambi sebagai part time blogger, penghasilan dari part time blogger aku pisah ke rekening yang berbeda. Gaji dari pekerjaan utama sebagai karyawan masuk ke rekening Mandiri, kemudian transferan dari parttime blogger & content creator aku simpan di rekening Jenius / BTPN.

Tujuannya supaya aku bisa mengkontrol berapa pengeluaran dan pemasukan dari pekerjaan utama & pekerjaan sampingan. Kontrol yang aku lakukan juga untuk menjaga keuangan supaya ga bocor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Kal di @kalenaefris