Sabtu, 07 Oktober 2017

Camcer Pari Island - Jakarta Pagi Sebelum Pari

"Kal, ke Pari yuk.."

Ajakan itu datang tiba-tiba dari Bang Yusuf (baca : Ucup), teman traveling yang sebelumnya sudah beberapa kali ngetrip bareng.

Pembahasan ke pantai memang sudah beberapa kali di obrolin di salah satu grup trip WhatsApp, tapi wacana tinggal wacana. Belakangan aku sempat berfikir bahwa wacana adalah salah satu teknik meramaikan grup tanpa memikirkan tuna wisata yang betul-betul butuh liburan. Ga lucu tapi boleh ketawa

Dan ajakan mantai blesss, berlalu gitu aja.

Kamis, 04 Mei

"Pagi Kal, ikut ke pulau ga?"

Tekadku mulai diragukan. Aku mulai goyah tanpa penopang serupa dia. Iyaa dia yang ninggalin aku saat lagi sayang-sayangnya. lah... kurang fokus ni bocah

Akhirnya ku iyain tuh ajakan. Aku juga emang belum pernah ke Pulau Pari, so ga ada salahnya kalo aku ikut mantai weekend ini. Lagian juga helloo siapa aku yee kan? Mau aku ikut atau ga ikut sekalipun ga akan ngaruh ke jenis kapal yang akan di naikin. Tetap aja kapalnya meniti kubik-kubik air. Bukan mentang aku ikut, jadinya pake jet pribadi yang sudah tiba di Pulau Pari sebelum kutek di kuku kering. Elah jujur amat. 

Intinya adalah : mau aku ikut ataupun ga ikut, ga akan ngaruh ke rekan-rekan yang lain. #merendahmaksimal

Perihal niat awal yang ga mau kemana-mana sampe habis lebaran? I think itu bisa ku pikir-pikir ulang. :v

Karena Bang Ucup udah sering ke Pulau Pari, jadilah aku sang pengintil yang ga lagi ribet kepo-kepoin Google untuk sekedar tanya start penyeberangannya dari dermaga mana, biaya, estimasi waktu, hingga opsi perjalanan dari Tanjung Barat ke dermaga.

"Kal, hari Sabtu abang jemput jam 3 pagi ya" muncul notif di layar handphone. Ada pesan Whatsapp dari Bang Ucup

"Jam 3 pagi bang?" Busyet pagi banget hahahaha "Emang kapal berangkat jam berapa?"

"Berangkat jam 7 sih. Tapi kita mesti ke pasar dulu beli keperluan selama di pulau."



Sabtu, 06 Mei

Rencana berangkat jam 3 pagi justru ngaret jadi jam 03.45 WIB. Yaaaa sebenernya masih jam 3 sih hehehee. Ngeles

Semalaman aku emang ga bisa tidur. Hingga jam 1 pun mataku masih ga mau merem. Akhirnya setelah mukaku di tutup bantal, perlahan aku mulai tidur, lumayan tidur 1,5 jam untuk memberi jeda tubuh istirahat setelah lelah seharian bekerja. Untungnya Bang Ucup juga jemput jam 03.45 WIB jadi aku masih punya waktu untuk sekedar mandi. Mandi jam 3 cuy, kamu bisa bayangin donk dinginnya gimana? :v Ga usah berlebihan bayanginnya bisa? faktanya aku mandi pake air hangat. Hahahahaa

Kami naik motor arah Pasar Minggu sekalian belanja kebutuhan di pulau. Di Pasar Minggu sebenernya hanya belanja sayuran, soalnya kebutuhan lainnya sudah disiapkan Bang Ucup dari malam. Jadi emang kebiasaan selama ngetrip dengan Bang Ucup adalah tetap makan makanan sehat, dan menghindari mie instan.

Ga jauh dari pedagang sayuran yang memenuhi jalan saat subuh, kami juga janji bertemu dengan Om Bintar untuk berangkat bareng ke pelabuhan Kaliadem.



Jalanan Jakarta sepagi ini masih teramat sepi. Aku menikmati suasana ini, memandang gedung tinggi di pagi hari. Bias-bias merah memantul di balik menara. Carrier yang ku gendong memang sedikit merepotkan, aku merasakan carrier berdiri miring di motor. Saat ku upayakan supaya tidak miring, itu artinya beban carrier sepenuhnya di punggung dan pundakku karena aku harus menggendongnya tanpa menempel di jok motor. 

Lupakan masalahku dengan carrier. Aku kembali memandang sekitar, langit yang indah dan udara bersih yang amat berbanding terbalik saat siang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Perjalanan tidak memakan waktu lama, Aroma khas laut yang teramat kuat beradu oksigen beradu amis mulai menjamah hidung dengan kasar, pertanda bahwa kami sudah hampir tiba di pelabuhan. Karena jalanan yang lancar membuat kami sudah tiba di pelabuhan jam 6 kurang. Kami memutuskan memarkir motor di dekat pintu masuk dermaga.

Kapal jalan jam 8, sekarang jam 6 kurang, dan aku lapar.

"Kal, sarapan dulu gih."

"Iya, Bang." Aku nurut, itupun setelah nyicip bubur ayam yang dibeli Bang Ucup rasanya enak.

Sambil menunggu rekan yang lain, kami sarapan bubur ayam aroma ikan. Iyaaa aroma ikann, kan di pelabuhan. HeuHeuHeu


~Bersambung ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Kal di @kalenaefris