Lama gak ke Taman Ismail Marzuki (TIM), pangling banget pas beberapa hari yang lalu ke TIM lagi. Sebelum pandemi, biasanya teman-teman komunitas secara rutin berlatih teater disini. Setelah itu dilanjutkan dengan kulineran di depan TIM sampai malam. Di depan TIM memang banyak lapak kaki lima dengan jajanan-jajanan enak dengan harga terjangkau.
TIM merupakan salah satu pusat kesenian terbesar dan tertua di Jakarta bahkan di Indonesia. Tak terhitung banyaknya karya besar dan seniman ternama yang lahir disana, begitu pula dengan komunitas unggul yang bernafaskan kesenian.
Sejak berdiri, TIM memberikan ruang bagi seniman untuk menyalurkan kreatifitasnya, sehingga menghasilkan karya fenomenal dan berkualitas. Nama TIM sendiri dibuat sebagai penghargaan untuk seorang komponis pejuang Indonesia, Ismail Marzuki karena jasanya bagi khazanah musik Indonesia.
Beberapa hari yang lalu, aku dan beberapa rekan blogger berkesempatan untuk kembali ke TIM dan melihat wajah baru TIM yang sedang direnovasi dan direvitalisasi. Saat kami berkunjung, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) selaku pengelola TIM mengenalkan TIM sebagai The New Creative Hub & Art Center dan The New Urban Tourism Destination. Kali ini kami diajak mengelilingi TIM dan melihat secara langsung progres renovasi disini.
Teater Besar dan Teater Kecil
Saat pertama tiba, kami langsung diajak masuk ke ruang Teater Besar dan Teater Kecil. Dari semua tempat yang kami kunjungi, teater ini terlihat tidak ada perubahan, ini karena bangunannya yang masih baru dan dalam kondisi baik.
Teater Besar memiliki daya tampung sekitar 1.200 orang dengan luas panggung 14m x 16m x 9m. Teater besar ditujukan untuk pertunjukan profesional skala besar yang memang membutuhkan ruang ekspresi yang lebih besar. Biaya retribusi gedung yaitu 30juta yang dikenakan untuk sehari pemakaian.
Sedangkan Teater Kecil memiliki daya tampung lebih sedikit sekitar 250 orang dengan luas panggung 10m x 5m x 6m. Teater kecil ditujukan untuk pertunjukan seni eksperimental atau karya seniman muda seperti musik indie, konser musik kamar, uji coba konsep pertunjukan mahasiswa, karya seni komunitas kampus atau sanggar, pertunjukan tahunan sekolah tari atau kursus seni pertunjukan lainnya seperti seni peran dll, yang belum memungkinkan dipentaskan di gedung berkapasitas lebih besar.
Untuk biaya retribusi gedung teater kecil terbilang sangat terjangkau, yaitu hanya 3juta untuk sehari pemakaian. Untuk melakukan pentas di teater TIM, seniman bisa mengajukan proposal yang nantinya akan dikurasi untuk menentukan boleh atau tidaknya melakukan pentas di teater TIM.
Masjid Amir Hamzah
Masjid yang namanya terinspirasi dari sastrawan Indonesia ini dibangun kembali dengan konsep futuristik, clean dan modern. Masjid ini memiliki daya tampung sebanyak 250 jemaah dengan luas masjid beserta plaza salat mencapai 800 meter persegi.
Gedung Panjang
Setelah ke Masjid Amir Hamzah, kami pindah ke Gedung Panjang. Gedung Panjang punya daya tarik tersendiri karena dibangun membentuk seperti Kapal Phinisi. Desain Gedung Panjang diketahui merupakan bentuk penggambaran not balok lagu ciptaan Ismail Marzuki yang berjudul "Rayuan Pulau Kelapa" pada fasadnya.
Bangunan yang terlihat memanjang di lahan yang dulu jadi pusat kuliner TIM ini terdiri dari 14 lantai yang memiliki berbagai fasilitas.
Hingga kini Gedung Panjang TIM masih dalam proses revitalisasi. Menurut info dari PT Jakpro selaku pengelola TIM, renovasi dan revitalisasi direncanakan akan selesai pada Februari 2022.
aku dibuat salfok sama bangunannya bagus dan instagramable yaaa, bagus dijadiin spot buat ootd di sana niiih hihihi, taman rumputnya juga luas banget hihihi
BalasHapusWow keren banget ya? Emang seharusnya begitu untuk tempat seni. Agar orang bisa menikmati dan mengenal lebih dekat karya-karya hebat. Aiu terkesima liat gedung teaternya
BalasHapuswah sudah lama sekali tidak main ke TIM memang nih. Jadi cakep yaa sekarang. Pengalaman tak terlupakan dulu saat SD dari sekolah nonton teater di TIM, keren banget
BalasHapusBerhubung belum pernah masuk ke dalamnya maka masih sekedar membayangkan dan melihat dari foto nih. Itu ruang teater besarnya pasti bisa menampung banyak sekali penonton ya nantinya para seniman bisa semakin semangat berkreatifitas deh.
BalasHapusLuar biasa luas ya kawasan TIM ini. Makin bagus dan siap menjadi pusat kesenian bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana dan menyaksikan sendiri kemegahan TIM ini.
BalasHapusBagus dan megah banget Taman Istana Marzuki sekarang ya mbak.Semoga saja proses revitalisasinya bisa segera selesai.
BalasHapusPokoknya Tim harus ada karena wadahnya para seniman belajar dan berkarya
BalasHapuswah serunya, saya sepertinya tahun 2015 ap 2016 terakhir ke Taman Mini itu, pastinya sekarang sudah banyak banget ya yang berubah, pengen ke sananya lagi jadinya
BalasHapusmaksudnya ke Taman Ismail Marzuki
HapusSayangnya saya belum pernah main ke TIM. Hanya sekadar baca buku dan nonton perkembangannya di internet
BalasHapusKal,aku jadi pwngen ke sana lagi deh,dah banyak.yang berubah bwrarti yak,yuk kapan event bareng lagi nih Kal. kangen gaya Kal yang unik dan seru.
BalasHapus